Aku harus gimana sih? Dulu aku benar-benar gak peduli dengan pendapat orang, mau orang lain suka atau gak dengan yang aku lakuin, aku te...

Aku harus gimana sih?

Dulu aku benar-benar gak peduli dengan pendapat orang, mau orang lain suka atau gak dengan yang aku lakuin, aku tetap akan lakukan apapun yang aku suka. Tapi belakangan ini mulai berubah, tenyata sekarang aku terlalu memikirkan pendapat orang lain.

'Memikirkan pendapat orang lain seperti apa sih maksudnya?' Pasti ada yang bertanya seperti itu.

Misalnya gini.
Aku share tentang kegiatan sosial di-story whatsapp, aku takut orang mikir 'Ah sok peduli banget'
Aku share foto makanan di-igstory, aku takut orang mikir 'Ih pamer doang kerjanya, sombong'
Aku share foto selfie di-facebook, aku takut orang mikir 'Apaan sih, sok ganteng banget'
Aku share artikel tentang pendidikan dimana pun, aku takut orang mikir 'Sok pinter banget astaga'

Padahal tujuan ku mah pengen share aja, gak ada maksud apa-apa.

Aku gak tau apa yang membuat aku jadi kayak gini, terlalu mikirin pendapat orang. Aku juga sadar ini gak sehat buat aku, buat aku tidak percaya diri dan sulit berkembang. Gilak gak sih? Oh, enggak ya, yaudah.

Memang aku saja yang sepertinya berlebihan memikirkan ini semua. Itu sebabnya kadang aku suka hapus story yang aku pasang, padahal baru aja diupload lima menit yang lalu. Aku takut dengan pendapat julid orang lain.

Tapi sekarang aku sudah mulai mengurangi porsi ketakutan ini, mulai tidak peduli lagi dengan pendapat orang. Semoga saja aku bisa terus berkembang, haha. Bahkan menulis ini aja aku masih dihantui rasa itu.

Pasti diantara kalian bakal ada yang mikir 'Yaelah gini doang ditulis, caper banget astaga. Buat apa sih, gak lu doang kali yang begini'. 

Yaudah sih, sekian.

Menyenangkan bisa bermain bersama mu. Mungkin sebagian orang yang sudah ada yang tau apa itu Komunitas Jendela Nusantara Kalimantan Ut...

Menyenangkan bisa bermain bersama mu.

Mungkin sebagian orang yang sudah ada yang tau apa itu Komunitas Jendela Nusantara Kalimantan Utara, atau yang biasa disapa KJN Kaltara. Terutama yang berteman dengan ku diberbagai media sosial seperti BBM, Whatsapp, Facebook dan Instargram, karena memang aku sering sekali update segala hal tentang KJN Kaltara disana.

Kamu masih gak tau?

Okey, biar aku jelaskan sedikit. Jadi Komunitas Jendela Nusantara itu adalah sebuah komunitas yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial khususnya di Kalimantan Utara. Banyak kegiatan positif dalam komunitas ini, mulai dari mendidik di desa tertinggal sampai dengan bermain permainan tradisional di sekolah dasar, ah intinya banyak.

Masih kurang jelas? Segitu aja deh yang aku jelaskan. Untuk lebih jelasnya kalian bisa kepo-in sosial media KJN Kaltara, nanti bakal aku tulis di akhir tulisan ini.

Oiya, tulisan ini akan berisikan tentang kesan ku setelah hampir setahun bergabung dengan komunitas ini. Tidak ada pencitraan, tidak ada tekanan dari siapapun, murni dari dalam hati. Jadi mohon maaf saja apabila nantinya ada bagian dari tulisan ini yang sedikit menyinggung atau mengiris hati.

Lets Start.

Aku tergabung dalam komunitas ini sebagai relawan angkatan ke-tiga, sekitar setahun yang lalu. Alasan bergabung dengan komunitas ini tentu saja karna memang aku suka dengan kegiatan sosial, sekaligus mencari pengalaman baru. Ah, alasan ku murahan sekali ya? Aku tau sebagian besar orang akan memilih alasan itu untuk tergabung dalam komunitas.

Saat pendaftaran sebagai relawan pun tidak terlalu berkesan buat ku. Kok bisa? Ya bisa. Jadi saat pendaftaran itu terdapat tiga tahapan, yaitu tes wawancara, materi ruangan dan outbond. Nah, aku hanya bisa mengikuti satu dari tiga tahapan itu, yang aku ikuti hanyalah tes wawancara. Yap, aku tidak ikut materi ruangan dan outbond karena ada agenda agenda yang benar-benar tidak bisa ditinggal.

"Ah ndapapa deh gak ikut materi ruangan dan outbond, yang penting aku sudah ikut tes wawancara, nanti tinggal menyesuaikan aja sama mereka"  begitu ucapku anggap remeh.

Akhirnya tiba waktunya, rapat perdana dengan komunitas ini. Datanglah aku dengan semangat penuh, ingin kenal dengan orang-orang baru. Tapi sial buat ku, disaat berkumpul semua relawan malah menceritakan keseruan materi ruangan dan outbond, apalah daya ku yang tidak mengikuti keduanya? Anjir, aku jadi seperti penonton yang hanya bisa menyimak tanpa bisa berkomentar.

Apa aku harus berhenti disini? Tentu saja tidak. Sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyesuaikan. Hingga sampai titik ini, aku sudah sangat nyaman dengan komunitas ini.

Banting tulang meraih tujuan.

Ya memang aku sudah masuk didalam zona nyaman dengan komunitas ini. Jengkel rasanya kalau aku terlewatkan kegiatan mereka, meskipun hanya satu. Menurut mu lebay? Wajar, mungkin saja kau belum sampai ke zona nyaman ini.

Sampai-sampai ada yang bilang gini ke aku.

"Jar, jangan keasikan berkomunitas, liat tuh skripsi mu tertunda". Biar aku jelaskan kepada kalian yang masih memiliki pemikiran seperti itu. Tidak ada hubungan diantara skripsi ku dan komunitas ku, aku bukan malas urus skripsi karena komunitas. Skripsi ku bakal selesai kok, tenang saja. (tapi entah kapan, haha)

"Jar, kok kau ngurus komunitas terus. Nda punya kegiatan lain kah?". Tentu saja kegiatan ku banyak. Mulai dari kuliah, kerjaan dirumah, main ps, syuting, bantu nyari avatar yang hilang, pokoknya banyak, aku adalah orang sibuk. Hal terpenting adalah membagi waktu, aku memang tidak bisa 24 jam bersama KJN, tapi setidaknya aku bisa hadir sewaktu dibutuhkan.

Intinya adalah aku bisa berkomitmen, aku masih ingat apa alasan ku saat ingin bergabung. Bukan mengucapkan lalu melupakan.

Memasuki zona nyaman ini memang butuh proses. Awalnya aku terdiam saat mereka asik menceritakan serunya materi ruangan dan outbond, tapi sekarang aku masih bisa bertahan dan semakin merasa nyaman di komunitas ini.

Kalian merasa tulisan ini hanya sebuah pencitraan? Bodo amat. Apapun yang terjadi, aku akan tetap berada di komunitas ini. Oke bersambung, tulisan ini baru bagian pertama. Tunggu saja bagian-bagian selanjutnya. Semoga saja tulisan ini sedikit bermanfaat.

Jangan lupa follow semua media sosial Komunitas Jendela Nusantara Kalimantan Utara.

Cie usia bertambah. "Tepat dua puluh dua tahun yang lalu, lahir seorang anak ganteng dan lucu yang bernama Muhammad Safiul Fajar ...

Cie usia bertambah.

"Tepat dua puluh dua tahun yang lalu, lahir seorang anak ganteng dan lucu yang bernama Muhammad Safiul Fajar. Anak ini biasa dipanggil dengan nama Fajar, nama yang sangat sederhana seperti hidup yang ia jalani. Tak terasa anak ini sudah berusia dua puluh dua tahun, tentu saja itu bukan usia yang muda lagi. Semoga saja anak ini semakin menjadi pribadi yang baik".

Anjir, hidup memang begitu singkat. Rasanya baru saja tahun lalu aku merayakan sweet seventeen, eh sekarang sudah dua puluh dua usia ku.

Tentunya banyak orang yang mengirimkan ucapan dan harapan buat ku. Panjang umur, sehat selalu, banyak rezeki, cepat wisuda, cepat nikah, cepat mati. Ah begitulah harapan mereka kira-kira. Ucapan datang pun melalui berbagai media, ada yang lewat facebook, whatsapp dan secara langsung. 

Dihari spesial ini sebenarnya tidak ada yang spesial. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ulang tahun buatku hanyalah sebagai pengingat 'sudah sejauh mana aku melangkah?'. Jawabannya, ya aku sampai di tahap ini.

Sebenarnya sedikit sulit buatku untuk mendeskripsikan tahapan ku saat ini. Yang jelas kedepannya harus lebih baik dari saat ini.

Semoga tetap berguna untuk orang lain dan jangan jadi tua yang menyebalkan.

Salam literasi dari anak pesisir. Mencari anak-anak yang masih 'doyan' membaca buku ibarat mencari jarum dalam tumpukan jeram...

Salam literasi dari anak pesisir.

Mencari anak-anak yang masih 'doyan' membaca buku ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami. Mungkin pengibaratan ini sedikit lebay, tapi memang begitulah nyatanya. Kemajuan teknologi membuat mereka ketergantungan dengan gadget.

Lantas ini semua salah siapa? Ah, tak perlu saling menyalahkan dalam hal ini. Bagiku lebih baik mencari solusi supaya mereka kembali gemar membaca, tentunya membaca buku, bukan membaca hal tak penting lainnya.

Kegiatan yang dilakukan para relawan Komunitas Jendela Nusantara ini merupakan salah satu solusi agar anak-anak kembali gemar membaca, kegiatan itu bernama Baduy Pustaka atau lebih mudahnya dikenal dengan Lapak Baca. 

Kebetulan aku adalah salah satu relawan dalam komunitas ini, jadi tulisan ini akan aku buat dalam sudut pandangku, bukan sudut pandang sebuah komunitas.

Dalam kegiatan lapak baca yang kami lakukan ini, tentu saja cukup menguras tenaga. Bukan lebay supaya terlihat hebat, tapi memang begitu yang aku rasa. Kami harus menyiapkan buku-buku bacaan yang akan dibawa, jumlahnya cuma dua kardus doang kok, tapi beratnya masyallah. Selain itu, jarak yang ditempuh juga sangat jauh, dari wilayah kampung satu menuju pesisir juata laut, dari ujung ke ujung deh. Oiya, kalau di googlemap sih katanya memakan waktu sekitar 45 menit, lumayan kan.

Oke, sampai sudah kami dilokasi.

Dengan segera kami membuka lapak bacaan kami. Mungkin kegiatan seperti ini memang belum pernah dilakukan di tempat yang kami kunjungi ini, terlihat sekali wajah bingung anak-anak ketika melihat kami menyusun buku-buku itu diatas alas yang kami bawa.

Setelah semua buku disusun dengan rapi, kami pun memanggil anak-anak sekitar untuk membaca buku yang kami bawa. Awalnya memang mereka sedikit kurang tertarik, tapi lama-kelamaan eh malah betah, haha.

Ada yang membaca buku komik, buku puisi dan buku pengetahuan lainnya.

Tapi ada satu anak yang benar benar-benar menarik perhatian ku.

Ya dia yang ku pangku ini. Aku tidak tau siapa namanya, aku tidak tau berapa usianya, yang aku tau dia belum bisa membaca, tapi semangatnya dalam belajar benar-benar harus diacungi jempol. Selama kami melakukan lapak baca ditempat ini, aku yang membimbing dia dalam belajar. Aku coba membacakan cerita kepadanya, aku coba menyebutkan nama benda yang dia sebutkan.

Kalau boleh jujur, aku capek menyebutkan semua benda yang dia tunjuk. Rasa ingin tau anak ini begitu besar. Menurut ku, dia adalah anak yang paling antusias dalam membaca buku sore itu, lebih dari sepuluh buku yang dia pelajari. Luar biasa!

Pesan ku buat pembaca tulisan ini. Jangan mau kalah sama adik yang satu ini, anak ini masih kecil tapi semangat belajarnya sangat besar. Bagaimana dengan dirimu yang sudah besar?

KKN, tepatnya satu tahun yang lalu. Tuhan mempertemukan kami dengan cara yang indah. Tahun 2016 di bulan juli kalau tidak salah, aku dip...

KKN, tepatnya satu tahun yang lalu. Tuhan mempertemukan kami dengan cara yang indah.

Tahun 2016 di bulan juli kalau tidak salah, aku dipertemukan dengan sembilan makhluk ini dalam mata kuliah kampus, tepatnya kuliah kerja nyata atau yang biasa disebut dengan KKN. Kesan awal ku saat bertemu dengan sembilan makhluk ini sungguh biasa-biasa saja, nothing special. 

Sepertinya tidak enak kalau aku terus-terusan menuliskan 'sembilan makhluk' untuk panggilan mereka di dalam tulisan ini. Baiklah, mereka adalah Pero, Rani, Ridwan, Rian, Merry, Esha, Yayo, Dewi dan Lynah. Tak kenal maka tak sayang, begitu kata orang kebanyakan.


Awal pertemuan, kami memang tak banyak bicara karena memang belum kenal satu sama lain. Jangankan ingin banyak bicara, saling menatap pun kami takut, lebay banget ya. Tapi seiring berjalannya waktu rasa malu dan takut itu pun mulai terkikis bahkan hilang, tak ada lagi malu diantara kami.

Bahkan kami juga sempat saling curhat satu sama lain, bukan berdua atau bertiga tetapi langsung bersepuluh. Yang diceritakan bukanlah masalah umum, tetapi benar-benar masalah yang sangat pribadi. Tak cuma curhat masalah pribadi, kami juga sudah terbiasa saling memaki tetapi tidak ada rasa sakit hati yang singgah di dalam hati kami.

Lihatlah betapa dekatnya kami saat itu, ah jadi kangen.

Akhirnya selesai sudah masa mengabdi kami di kampung orang, kurang lebih empat puluh hari kami bersama, saatnya untuk pulang dan kembali melakukan aktifitas kami masing-masing. Tapi apalah daya kami belum bisa move on dari rutinitas saat bersama.

Bakar ikan dan karaoke merupakan media penghubung kami saat itu. Tentu saja kami menceritakan kembali kenangan indah semasa mengabdi dengan penuh canda dan tawa saat berkumpul. Tapi sayangnya kami tak bisa tinggal bersama lagi selama empat puluh hari seperti saat ini, sangat singkat pertemuan kami.

Tetap saja tiap pertemuan yang kami lakukan adalah candu buat ku.

Tapi candu itu tak lagi bisa aku nikmati seperti dulu, ketika aku tahu satu dari sembilan makhluk itu harus mendahului kami menemui yang maha kuasa.

Peronika, kau meninggalkan kami dengan cara yang sangat pilu. Kau dipaksa terseret arus sungai yang deras dikala hujan lebat dan banjir hebat kala itu. Aku tahu kau pasti sudah mencoba untuk bertahan untuk tetap hidup, tapi sayang derasnya banjir tak bisa kau kalahkan.

Satu hal yang sangat ku ingat ketika masih bersama mu adalah cara makan mu. Kau sangat suka makan, melebihi kami bersembilan. Setiap makanan sudah siap, kau adalah orang pertama yang mengambil makanan dengan porsi banyak, ya wajar saja kalau badan mu segemuk itu kawan, haha.

Peronika, nama yang akan selalu membekas di hati ini. Meski di dunia ini diri mu sudah tiada, tapi engkau tak perlu risau, percayalah diri mu masih hidup di dalam hati ini. Semenjak engkau pergi, kami tak pernah lagi berkumpul seperti saat dulu. Bukan karena tak bisa, tapi karena aku tak mau. Rasanya tak adil ketika kami bisa tertawa kembali tapi tanpa kehadiran mu disitu.

Kami bersembilan benar-benar merindukan sosok mu. Semoga suatu saat nanti kita bisa berkumpul kembali, membahas semuanya mulai dari A sampai dengan Z.

Rasa yang tak lagi sama.

Ah, sudah sangat lama blog ini tak ku sentuh. Akhirnya dengan penuh tekad aku memutuskan untuk mulai menulis lagi di blog ini, dengan ha...

Ah, sudah sangat lama blog ini tak ku sentuh.

Akhirnya dengan penuh tekad aku memutuskan untuk mulai menulis lagi di blog ini, dengan harapan semoga tulisan-tulisan ku nantinya bisa menjadi insipasi untuk siapa saja, walaupun aku sadar tulisan ku ini tidak ada apa-apanya, haha.

Jujur saja sebenarnya di blog ini sudah pernah ada beberapa tulisan tetapi terpaksa harus aku draft-kan dulu karena memang aku pengen memulai lagi semuanya dari awal dan ingin sedikit mengubah konsep tulisan ku supaya lebih enak dibaca, walaupun aku tahu sebenarnya tidak ada yang mau membaca tulisan tak canggih ini, haha.

Okelah itu saja intro pada blog ini. Semoga engkau masih berminat membaca cerita ku dan mengingat cerita ku dalam ingatan mu.